Tradisi merupakan bagian integral dari identitas suatu masyarakat. Indonesia terkenal akan keragaman budaya nya, setiap suku memiliki tradisi yang unik dan khas. Salah satu tradisi tersebut adalah batumbang apam anak dari suku Banjar di Kalimantan Barat. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial, spiritual, dan kultural yang mendalam. Dalam konteks modern yang terus berubah, penting untuk mengeksplorasi relevansi tradisi ini dan bagaimana masyarakat dapat menjaga warisan budaya mereka.
Tradisi batumbang apam anak dilaksanakan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, khusunya bagi mereka yang lahir pada bulan safar. Dalam tradisi ini, masyarakat suku Banjar membagikan apam sejenis kue kepada kerbat dan tetangga sebagai simbol kebahagian dan harapan akan keselamatan bagi anak yang baru lahir. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan berbagai ritual yang melibatkan doa dan harapan untuk masa depan anak tersebut.
Tradisi ini berakar dari kepercayaan bahwa bulan safar membawa berbagai tantangan dan musibah. Oleh karena itu, melalui batumbang apam, masayarakat berharap anak-anak yang lahir pada bulan ini akan terhindar dari perayaan, tetapi juga sebagau mekanisme perlindungan sosial dan spiritual bagi generasi muda.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak tradisi yang menghadapi tantangan baru. Globalisasi dan modernisasi sering kali menyebabkan pergeseran nilai-nilai budaya. Masyarakat kini lebih terpapar pada budaya luar yang sering kali lebih menarik atau praktis dibandingkan dengan tradisi lokal. Dalam konteks batumbang apam, ada kecenderungan generasi muda untuk mengabaikan atau merayakan tradisi ini dengan cara yang lebih sederhana atau bahkan tidak melaksanakannya sama sekali.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial dan budaya mempengaruhi cara masyarakat menjalankan tradisi ini. Misalnya, beberapa keluarga mungkin memilih untuk merayakan kelahiran anak dengan cara modern seperti mengadakan pesta besar atau merayakan di tempat-tempat wisata, alih-alih mengikuti ritual batumbang apam secara lengkap. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana tradisi ini dapat dipertahankan dalam konteks perubahan tersebut.
Meskipun tantangan tersebut ada, relevansi tradisi batumbang apam tetap kuat dalam konteks identitas budaya suku Banjar. Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan cara untuk memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Melalui pelaksanaan batumbang apam, masyarakat saling mendukung dan memperkuat rasa kebersamaan. Ini menjadi penting di tengah kehidupan modern yang sering kali individualistik.
Selain itu, batumbang apam juga memiliki nilai edukatif bagi generasi muda. Melalui partisipasi dalam tradisi ini, anak-anak belajar tentang nilai-nilai kekeluargaan, rasa syukur, dan pentingnya menjaga hubungan dengan komunitas mereka. Pendidikan informal semacam ini sangat berharga dalam membentuk karakter anak-anak di era modern yang penuh tantangan.
Untuk menjaga relevansi tradisi batumbang apam di era modern, perlu ada upaya pelestarian yang terencana. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Edukasi dan kesadaran, masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya tradisi ini melalui program edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas. Dengan meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai budaya lokal, generasi muda akan lebih menghargai warisan nenek moyang mereka.
- Inovasi dalam pelaksanaan, mengadaptasi pelaksanaan batumbang apam agar lebih relevan dengan kehidupan modern bisa menjadi solusi misalnya, menggabungkan elemen-elemen modern dalam perayaan tanpa menghasilkan esensi dari tradisinya.
- Dukungan pemerintah dan lembaga budaya, pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan perlu memberikan dukungan terhadap pelestarian tradisi ini melalui penyelenggaraan festival budaya atau kegiatan promosi lainnya yang melibatkan masyarakat.
- Penggunaan media sosial, memanfaatkan media sosial untuk generasi muda. Konten kreatif seperti video atau foto tentang pelaksanaan tradisi bisa menjadi alat efektif untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang warisan budaya ini.
Jadi, tradisi batumbang apam anak suku Banjar merupakan warisan budaya yang syarat makna dan nilai-nilai positif bagi masyarakat. Di Tengah tantangan modernisasi, menjaga relevansi tradisi ini sangatlah penting untuk memperkuat identitas budaya suku Banjar serta membangun solidaritas sosial dalam komunitas. Dengan Upaya pelestarian yang tepat dan inovatif, diharapkan tradisi ini tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang seiring dengan perubahan zaman.
Masyarakat harus menyadari bahwa warisan budaya adalah bagian dari jati diri mereka yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang. Melalui pemahaman dan partisipasi aktif dalam tradisi seperti batumbang apam, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai luhur nenek moyang tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari meskipun dunia terus berubah.
Penulis: Putri Kurniani
Editor : Ega Mahendra